Kesenian Sandiwara, Hiburan Merakyat Yang Masih Bertahan Di Tengah Arus Modernisasi
Kabupaten Indramayu sebagai salah satu daerah yang ada di wilayah Jawa Barat, dikenal memiliki beragam kesenian yang menjadi simbol budaya dan identitas daerah. Salah satu diantaranya adalah kesenian sandiwara, sebagai seni pertunjukan yang menampilkan aksi-aksi individu dan kelompok dalam setiap penampilannya. Kesenian tersebut, sangat populer dikalangan masyarakat Indramayu, dan menjadi tontonan primadona yang paling dinanti-nantikan kehadirannya oleh masyarakat setempat.
Foto Pertunjukan Kesenian Sandiwara, Kabupaten Indramayu,
Jawa Barat
Hiburan yang murah meriah ini, berisi pertunjukan lakon “wayang
orang” yang kaya dengan nilai-nilai budaya lokal. Bentuk dari seni
pertunjukan tersebut, hampir sama dengan seni pertunjukan yang berasal
dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti; ketoprak dan ludruk.
Bedanya, kesenian sandiwara Indramayu mengangkat cerita tentang legenda
dan sejarah, serta tentang kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
Selain itu, bahasa yang digunakan oleh para pemainnya pun menggunakan
bahasa khas Indramayu, yang menjadi ciri dari budaya lokal.
Kesenian sandiwara ini, telah dikenal oleh masyarakat Indramayu sejak tahun 1960-an. Pada saat itu, mulai banyak terbentuk kelompok-kelompok sandiwara, yang menggelar pementasan di wilayah Indramayu. Masyarakat setempat mempercayai, jika kesenian sandiwara pada awalnya merupakn salah satu media siar Islam, yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam di wilayah pesisir Indramayu dan Cirebon. “Konon dahulu, Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam melalu seni pertunjukan, dengan menyebarkan syair-syair Islam kepada masyarakat. Dimana masyarakat yang hendak menonton tidak dipungut biaya, melainkan memakai kalimat syahadat saat hendak menyaksikan pertunjukan”.
Di era moderen seperti sekarang ini, pertunjukan sandiwara dipentaskan di atas sebuah panggung megah berukuran 6X9 meter. Pementasan ini biasanya dilakukan dalam sebuah gedung kesenian atau pada acara-acara tertentu, seperti; pernikahan, pesta rakyat, dan khitanan. Dalam penyajiannya, kesenian sandiwara masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi yang ada di masyarakat, dengan tetap menyesuaikan perkembangan yang ada, sebagai daya tarik agar dapat bertahan dan menghibur masyarakat. Hal ini terlihat dari dekorasi panggung, yang dilengkapi dengan sorotan lampu berwarna-warni. Selain itu, para pemain yang tampil di atas panggung pun biasanya didandani terlebih dahulu menggunakan kostum kerajaan. Dan dalam setiap penampilannya, diiringi dengan alunan musik keyboard serta gamelan.
Pakaian yang dikenakan saat pementasan.
Alur cerita dari kesenian sandiwara ini, tidak mempunyai pakem
tertentu. Biasanya, adegan ke adegan mengalir tanpa menggunakan naskah,
atau berdasarkan improvisai dari para pemain. Karena, tidak jarang para
penonton yang hadir, meminta lakon cerita yang mereka inginkan untuk
ditampilkan. Kebanyakan para penononton meminta lakon yang ditampilkan
bervariasi, tapi selalu diselipkan lawakan, agar terlihat lucu dan lebih
menghibur. Sampai saat ini, pertunjukan sandiwara masih tetap
terpelihara sebagai sebuah tontonan masyarakat, yang menjadi simbol
budaya dan identitas dari daerah Indramayu.
(Sumber:
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/retane/2014/02/15/kesenian-sandiwara-hiburan-merakyat-yang-masih-bertahan-di-tengah-arus-modernisasi/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar